Curse me for being Catholic.
Dari kecil saya selalu diajarkan. Tidak ada agama yang salah maupun benar, selama satu Tuhan yang disembah. Apapun sebutannya, Dialah Tuhan yang satu, yang esa.
Mungkin itu sucksnya jadi minoritas, kami cenderung tidak suka melawan, tidak suka membanggakan diri, tidak suka dengan gampangnya memasukkan orang ke dalam agama kami. Kami terbiasa jadi agama kelas dua.
Tidak ada agama yang salah dan benar, selama satu Tuhan yang disembah, hanya saja Katolik dengan Tuhan Yesus adalah yang terbaik untuk kami.
Tuhan Yesus yang cinta damai, yang mengajarkan kasih, yang mengajarkan untuk mengampuni.
Setiap orang punya jalannya sendiri. Setiap orang punya salibnya sendiri. Dan setiap orang punya kebebasannya sendiri.
Bisakah kita jadi satu apabila ada suara-suara yang menganggap, “Tuhanmu bukan Tuhanku, and we’ll see…yes, we’ll see..”. Bisakah?
Baru kali ini saya menyadari satu hal itu PRINSIP buat saya.
Tanpa Tuhanku, tiada hidup ini, tiada nafas ini, tiada semua kebahagiaan ini. Dia bisa mengambilnya kapan saja Dia mau. Bayaran seperti itukah yang pantas kuberikan pada, Tuhan-KU?
No comments:
Post a Comment